Beranda

Rabu, 21 Agustus 2013

Identifikasi Masalah | Sub Kelompok 4



Banjir di Jakarta

Banjir merupakan bencana yang paling sering dijumpai di Indonesia, terutama kota-kota besar seperti Jakarta.  Banjir di Jakarta kini sudah menjadi siklus tahunan yang sulit untuk dihindari dan diatasi karena penyebabnya sudah sangat kompleks. Tidak hanya berdampak buruk di bidang ekonomi, bencana ini juga memengaruhi bidang politik, sosial, budaya dan lingkungan. Ironisnya, para petinggi pemerintahan dan masyarakat seolah menutup mata dan justru mulai terbiasa dan beradaptasi dengan keadaan tersebut. Padahal, Jakarta merupakan ibu kota negara dan menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan Indonesia. Dengan latar belakang inilah, kami (kelompok 4) berupaya mengangkat masalah ini untuk mengingatkan bahwa banjir Jakarta bukanlah tanggung jawab masyarakat Jakarta atau pemerintahan saja. Tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa, khalifah, dan “kaum yang berfikir”.

Berikut ini adalah analisis kami tentang penyebab dan pengaruh banjir Jakarta ditinjau dari aspek PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment, dan Legal) :
1. Politik :  Situasi banjir Jakarta dimanfaatkan oleh para calon petinggi pemerintahan untuk menduduki posisi tertentu dengan mengobral janji tanpa adanya realisasi yang jelas untuk mengatasi bencana tersebut. Akibatnya, kepercayaan masyarakat pun berkurang terhadap pemerintah.
2. Ekonomi – Sosial : Sebagai pusat perekonomian negara, menjadikan Jakarta sebagai daerah tujuan utama urbanisasi. Banyak orang yang “belum siap bersaing” pindah ke Jakarta. Akibatnya, banyak lingkungan kumuh di daerah aliran sungai dan menumpuknya sampah di sungai.
3. Teknologi : Kurangnya penggunaan teknologi pengolah limbah dan sampah.
4. Environment: Daerah hilir yang seharusnya menjadi daerah resapan, berubah fungsi menjadi kawasan villa dan apartemen, sehingga minimnya daerah resapan. Hal ini diperburuk dengan saluran drainase yang buruk akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai.
5. Legal : kurang adanya ketegasan pemerintah terkait daerah resapan yang berubah fungsi menjadi kawasan villa / pemukiman.
Berikut adalah solusi yang dapat diambil untuk mengatasi banjir di Jakarta: 
1. Merelokasi penduduk yang bermukim di daerah aliran sungai. 
2. Melakukan pembangunan ekonomi secara merata di berbagai daerah untuk menekan urbanisasi.
3. Memilih pemimpin daerah Jakarta yang tepat, yaitu pemimpin yang peduli terhadap lingkungan dan tidak hanya mengobral janji.
4. Mengadakan pengerukan sungai dan memperbanyak daerah resapan air.
5. Membuat bendungan-bendungan penahan air di daerah hulu, untuk mempertahankan air tetap berada di sungai.  
6. Menegakan hukum dan peraturan dengan tegas, seperti pelarangan membuang sampah ke sungai, pembatasan penggunaan lahan, maupun larangan membuat rumah di dekat sungai. 
7. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, melalui penyuluhan berkala dan penerapan konsep "reward and punnishment".

Sekian penjelasan dari kami kelompok 4, semoga kita dapat membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.

~ Crew yang bertugas ~
1. Kurnia Permadi -SF
2. Ana Rossika - SAPPK
3. Anisa- FSRD
4. Janivan - FITB
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar